Cerpen Cinta – Pada kesempatan ini saya akan mencoba dan
memberika sedikit cerita pendek tentang cinta, pasti anda semua sudah sering
membaca cerita pendek yang lainnya, tapi disini cerita pendeknya agak berbeda
dari yang lain. Berikut cerpen cinta buat anda :
Cerpen Cinta - Aku
dan Kamu Sama
Bagaikan sebuah bunga yang tak dapat kugenggam ataupun
kupetik begitulah dirimu, andai dapat kulakukan itu ingin kumiliki dirimu
selamanya,
Terkadang impian ini ibarat sebuah cangkang telur kapan saja
bisa pecah ataupun retak, dan aku tak ingin impianku untuk memilikimu retak
seperti cangkang telur itu, dengan hembusan angin dan desiran pasir yang
bersatu padu kucoba untuk mewujudkan mimpiku itu.
Ding… ding… ding… suara jam dinding berdetak aneh seolah
bersekongkol dengan keadaanku yang aneh ini, aku pun berjalan searah dengan
rumah tua peninggalan belanda yang berada tepat di depan rumahku, sepertinya
rumah itu lebih tua dariku bahkan dari ayah atau bundaku, walau tampak agak
menyeramkan dan seringkali membuat sang pejalan kaki tidak nyaman tetapi di
dalamnya terdapat keluarga kecil yang tentram sebut saja keluarga Wijaya, paman
Rizky wijaya adalah sahabat ayah 15 tahun terakhir ini, begitupun dengan bibi
linda merangkap sebagai sahabat bunda tetapi yang aku harapkan Jonny dapat menjadi
priaku bukan sebagai sahabatku yang selama ini dilihat oleh ayah dan bunda,
Jonny adalah anak tunggal dari paman Rizky wijaya sejujurnya aku menyukai Jonny
sejak aku berusia 15 tahun tepatnya pada saat aku duduk di kelas satu SMA, tak
seperti ayahnya ia lebih tampak seperti bundanya, ia terlihat cantik saat aku
pakaikan make-up atau jepit rambut ia juga memiliki rambut yang indah dan
lebat, ia terlahir dengan julukan pria metros*ksual walaupun begitu aku tetap
menyukai sifat Jonny yang sederhana dan anggun. Jonny dan aku adalah dua orang
yang berbeda, aku seorang wanita tomboi dengan kuncir satu yang bernaung di
kepalaku, sedang Jonny selalu berusaha untuk mengubah hidupku menjadi lebih
feminim tapi alhasil dia yang kujadikan kelinci percobaan alat make-up bunda
yang terbaru.
“nina… apa yang kau lakukan padaku!!!” jerit Jonny seraya
aku melarikan diri “kau kira aku marmut atau curut apa? yang bisa kau jadikan
kelinci percobaan gitu?” tuturnya lagi sembari mengejarku yang tak kunjung
dapat “maaf, tapi untuk malam ini kamu sangat terlihat cantik, aku aja pengen
macarin kamu!!!” jeritku pada Jonny yang mulai mendekat “kalau dapat, awas
nanti!!! akan ku cium pake lipstik yang belepotan ini baru tau rasa!” ketus
Jonny “iihh, takut, coba aja kalau berani…” tuturku sambil menghadap ke
belakang tanpa melihat yang ada di depanku dan akhirnya brakkk… Jonny yang tak
dapat mengerem pun ikut-ikutan terjatuh memasuki kolam ikan yang bujubuneng
dalemnya…
Keesokan harinya luka yang cukup membuatku merintih
kesakitan sepanjang malam terbesit, di dahiku yang kata orang-orang sih imut
banget. berjalan menuju sekolah bukan ide yang bagus untuk sekarang ya… seperti
biasa bunda gak akan mengijinkanku bolos sekolah hanya karena luka tanpa
jahitan itu, “nina… bolos itu gak baik tau!!! ngotorin absen aja, trus masa
Cuma gara-gara luka kecil kamu bolos, coba deh lihat Jonny anak wijaya walaupun
tangannya digips atau kakinya patah dia tetep mau sekolah!” itulah celotehan
bunda yang selalu mengiang-iang di kepalaku jujur saja aku sering kesal pada
bunda, saat membandingkanku dengan Jonny, ya.. walau aku tau Jonny itu orangnya
patuh buanget, tapi kalau tangan udah digips dan kaki patah? Apa masih mungkin
dia sekolah? Dasar cowok abnormal, tak lama dari fikiran kotor itu menaungi
kepalaku datanglah seorang pria yang tangannya bener-bener digips, ooh. aku
sempat bengong, ternyata apa yang bunda omongin itu benar, TANGAN JONNY DIGIPS
DAN DIA MASIH SEKOLAH!!!.
“hei Jonny… kenapa tu tangan?” tanyaku agak sliweran dengan
mengusuk-usuk rambut yang memang sedari tadi berantakan
“ya nina ini semua salahmu!!!” ketusnya masih kesal dengan
insiden berdarah yang melibatkan kami berdua semalam
“o… ma.. maaf deh aku mengaku salah” ucapku dengan cengiran
gaya rockstar masa kini
“maaf-maaf, gampang banget ngomong kayak gitu! kalau kata
guru fisika nih, harus ada timbal balik atau simbiosis mutualisme!”
“guru biologi kale… trus apa mau mu, Jonny?” tanyaku to the
point
“he… kamu harus ngerjain tugasku, ngerjain PR ku, ngerjain
semuanya deh… sampe aku bener-bener sembuh…” ucapnya dengan cengiran licik
“licik banget sih jadi orang!”
“mau gak?”
“ya udah kagak ape-ape dah… inget hanya sampe kamu sembuh
kagak lebih…” ketusku malu-malu tapi mau, sebenernya enak sih nemenin Jonny
terus kemana-mana, uhh.. sampe seumur hidup juga mau kok, tapi jaga gengsi aja
aku bilang kayak gitu ke Jonny
“helo… nina? kenapa melamun? kamu terpesona dengan
kegantenganku?” ucapnya sambil melambai-lambaikan tangan kirinya padaku
“idih… najis… muka mu aja kayak cewek, gimana mau
gantengnya?” skak ku menghentikannya berbicara
“hey… muka-muka kayak gue ini lagi laku tau gak, di kalangan
kaum hawa.. ya bisa dikatakan pretty boy lah.. oh, ya aku lupa kamu kan bukan
cewek jadi gak mungkin bisa ngelihat ketampanan dan pesona aku kan?!” cibirnya
“kya~ Jonny Wijaya aku cewek tau!!!”
“ah… aku gak yakin…”
“ok apa mau kubuktikan?” tanyaku mulai serius
“ok. sebulan dari sekarang kamu harus temuin aku di tempat
biasa jam 8 malem!” tuturnya yang agak membuatku bingung
“ngapain ke tempat itu?, malem lagi?” tanyaku
“kamu tuh banyak tanya banget ya! gini aja kalau kamu gak
dateng berarti kamu bukan wanita dan inget datangnya harus pake gaun atau
sejenisnya yang penting feminim..” skaknya padaku, ya.. awalnya aku bingung
sebenernya apa yang ingin jonny lakukan tapi, apa boleh buat perjanjian telah
disepakati dan aku harus pergi ke tempat dimana kami pertama kali bertemu yaitu
di danau biru, diberi nama seperti itu sih katanya karena tuh danau kalau di
lihat malem-malem akan bewarna biru, aku sih belum pernah lihat danau itu pada
saat malam hari karena bunda dan ayah gak pernah mengijinkanku untuk kesana
saat senja menjelang, boro-boro ke danau beli ttapokki di puteran komplek aja
kagak boleh, makannya aku gak pernah bisa ke rumah Jonny pada saat malam atau
sekedar duduk di teras Jonny, untungnya Jonny selalu bertamu ke rumah untuk
sejenak bermain denganku. Oleh karena itu aku agak takut dengan tantangan Jonny
kali ini, aku takut gak bakal diizinkan bunda ataupun ayah untuk menemuinya, ku
rasa Jonny memang ingin membunuhku perlahan-lahan dengan jurus jitunya
“membullyku”. Tapi aku harus kuat, aku pasti bisa! Seperti motto hidupku KEEP
ONE SPIRIT, sebenernya sih, tuh motto diambil dari sebuah yel-yel fans salah
satu band papan atas yang merangkap sebagai idolaku paling super-duper kuerennn
deh…
Hampir setengah bulan berlalu Jonny mulai mempertanyakan
tantangan yang ia berikan, ia gak terlalu yakin dengan kesungguhan ataupun
keseriusanku dalam tantangan itu ya.. maklum Jonny telah mengetahui jika bunda
dan ayah gak mungkin memperbolehkanku untuk keluar malem-malem.
Dan endingnya malam yang dinanti-nanti sudah tiba, aku mulai
was-was dengan keadaan ataupun kondisi ini, aku takut gak bisa keluar dari
rumah dan oo… besok aku pasti dibully habis-habisan oleh dasar Jonny tau aja
kelemahanku.. tak berapa lama aku menunggu terdengar suara nyaring yang amat sangat
ku kenal, ya, siapa lagi kalau bukan bunda. Ok perbandingan bunda dan ayah
adalah tingkat persenan berapa banyak suara yang keluar dalam satu jam, ayah
itu orangnya gak banyak ngomong dan yang pasti gak banyak ulah, dominan diam
dan banyak bekerja.
“nina, bunda dan ayah mau pergi ke kondangan di senayan,
jadi jaga rumah ya… Assalamualaikum” ucap bunda yang agak membuatku senang.
“sip deh bunda… Waalaikumsalam Wr. Wb” ucapku dengan senang
dan sesegera mungkin mengenakan gaun malam yang bener-bener aneh di tubuhku,
dengan panduan buku cara make-up bunda dan praktek pada Jonny then, ku warnai
bagian mukaku dengan gak pedenya dan sebagai pemanis sepatu hak mbak cherry
kupakai setidaknya dia tidak ada di rumah malam ini, dan satu peraturan lagi di
rumah sebelum umur 17 tahun gak boleh keluar malem. Berhubung mbak cherry udah
17 plus nih, ya sah-sah aja buat dia keluar malem, ku rasa dia sedang beli sate
di luar sana dengan bang Medy yang katanya sih ganteng mampus…
Kemudian ku tutup pintu dengan ragu, ku kendarai skuter
cantik dengan telaten walau gaun ini sangat-sangat menggangguku, setibanya
disana aku dijamu dengan pemandangan yang Subhanallah banget, danau yang tampak
bagaikan timbunan berlian biru, sedikit bengong mungkin membuat seseorang yang
di belakangku mengejutkan dengan suara agak berat, aku hanya berfikir
mudah-mudahan yang datang adalah Zaky Mubarok atau Iman J-Rocks dah, tapi aku
ingat yang di belakangku pasti Jonny Wijaya sang pria yang bener-bener aku
cintai.
“nina…” panggilnya dengan lembut sembari ku membalikkan
badan
“ya.. Jonny?” ucapku sontak terkejut dengan jas hitam formal
yang dikenakannya, ia begitu tampan dengan potongan rambut poni menjuntai
ditambah dengan wajahnya yang tak kusangka berubah menjadi manly itu
“indah ya?”
“bener, sangat indah.. Jonny… tantangan ini sudah
selesaikan” tanyaku
“sudah… tapi, ada yang belum selesai…” tuturnya
“apa, yang belum selesai?” tanyaku sekali lagi
“seperti biasa kamu banyak tany. yang belum selesai tuh
urusan kisah cinta kita…” ketusnya padaku dengan menggenggam bahuku sejajar
dengan bahunya
“ish apaan sih…”
“Aku Mencintaimu!” ucapnya serius membuatku agak merinding
tak menyangka
“nina jadialah wanitaku?”
“ohh, jadi aku jauh-jauh dateng kesini Cuma mau dengerin
kamu ngomong lembek gitu doank..”
“ya?” tanya Jonny agak bingung
“kalau kamu mencintaiku, kamu harus nyebur ke danau itu dan
teriak bahwa kamu benar mencintai ku lagian tanganmu itu kan sudah sembuh?”
tuturku lumayan maksa, mungkin dengan cara seperti itu aku bisa melihat
seberapa cinta Jonny padaku dan tanpa menunggu lama Jonny langsung memasukkan
badannya ke dalam air dan said “Nina, Aku mencintaimu…”
Aku sedikit malu untuk menjawab bahkan dalam keadaan sepi
seperti ini.
“kya~ Jonny Wijaya aku mencintaimu…”
Ucapku dengan wajah yang merah merona, dan tanpa kusadari
Jonny menarik kakiku dan byurrr… “akhirnya jatuh juga” ucap Jonny dengan bibir
yang agak membiru dan tertawa terbahak-bahak
“Jonny tuh kan basah, sayang dong gaun yang kupakai!!!”
“lebih sayang gaun atau aku?”
“ya, kamu lah Jonny Wijaya, hahaha” ketusku gokil.
Dan untuk sekali lagi Jonny memberikanku kejutan di samping
danau terlihat banyak orang yang menyenteri kami dengan raut wajah bahagia
bahkan tertawa dengan antusiasnya, dan eng-ing-eng bunda, ayah, paman wijaya
dan bibi linda bahkan mbak Cherry dan Bang Medy pun ada, OMG geli banget
basah-basahan dilihatin keluarga, oahhh Jonny Wijaya tak akan ku maafkan kau…
“ma, sukses kan?” tutur Jonny pada bibi linda yang hendak
membantu Jonny keluar dari danau
“iya, tapi kamu keterlaluan lihat tuh sih nina basah semua,
mana tuh danau dalem banget..” keluh bibi linda
“bunda, jangan khawatir dia itu pria jadi gak mungkin
tenggelem”
“helo? kalau aku pria kenapa kau mau dengan pria sepertiku…”
“em… mungkin karena aku wanita kali ya…” ketus Jonny agak
melambai membuat kami tertawa terpingkal-pingkal
“berarti kita itu sama gak ada bedanya…”
“maksudnya?”
“sama-sama abnormal…” jeritku pada Jonny
“ya udah berarti sekarang kita pulang, sebelum umur 17 tahun
gak boleh keluar malem” tutur ayah yang sedari tadi diam membisu..
“ya… paman.. jadi gimana mau ngapel?” ketus Jonny membuatku
malu
“untuk Jonny ada dispen” ucap bunda menyambung perkataan
ayah
“bunda apaan sih”
Dan inilah ending dari kisah cintaku, Jonny sekarang jauh
lebih macho daripada saat kami bertemu, dan sekarang aku mencoba untuk lebih
feminim dari biasanya, Jonny terima kasih untuk cinta yang selalu kau bagikan
kepadaku dan keluargaku, ku harap kita dapat seperti ini selamanya seperti
kata-kata dalam fairytale yaitu happily ever after.
- Cerpen cinta Karangan: Meri Andini
- Blog: http://inmeriworld.blogspot.com
Semoga Dengan Cerpen Cinta diatas kita bisa memajukan karya
sastra Indonesia dan Semoga Cerpen Cinta diatas sebagai motivasi kita dalam hal
percintaan kita. Terima kasih